Minggu, 05 Mei 2013

KOSONG....


Aku tak tahu apa yang mesti aku tulis sekarang, karena aku ingin menulis apa yang sedang aku pikirkan saat ini. Entah setan apa yang merasuki diriku hingga aku ingin mengetikkan kata-kata ini. Tulisan ini bukanlah sesuatu yang berarti bahkan mungkin hanya akan memenuhi tong sampah. Tapi biarlah hanya waktu yang menyimpannya. Ketika aku merenung dan menyaksikan semua kejadian yang ada disekitar dansekelilingku aku merasa bahwa aku telah capek berpikir. Bukan apa2, bukan pula mungkin umurku yang relatif masih bau kencur. Manusia hanya berpikir untuk mencapai kebahagiaannya sendiri, mereka belajar dengan giat membaca buku dengan segala tetek bengek yang ada di dalamnya. Ketika berbicara sungguh hebat mereka dengan segala argumentasi dan dialektikanya. Tapi aku melihat kekosonganlah yang ada.
Aku begitu banyak ngomong dengan segala pikiranku namun akhirnya aku menyadari bahwa itu semua sia-sia. Kau boleh katakan aku bodoh, dungu dan tolol karena memang begitulah adanya. Membaca pikiran-pikiran orang barat yang begitu humanis dan pikiran orang timur yang spiritualis namun aku hanya menemukan kehampaan di dalamnya.
Hakikatnya adalah Suwung (hampa) seolah tidak ada yang membekas dalam diriku, hanya sekadar lalu kemudian pergi. Apa yang salah? Diriku sendiri? Mungkin! Rutinitas ibadah hanya untuk menggugurkan kewajiban. Makan dan minum supaya mempertahankan hidup. Aneh!! Aku tak mengerti apa-apa. Segala dialog, perdebatan, dagelan hanyalah angin lalu yang wuzz.. kemudian pergi dan hilang. Maka, benarlah bahwa untuk saat ini aku anggap hidup adalah ilusi atau fatamorgana. Para da’I yang berbicara bahkan sampai berbusa-busa seperti tidak ada yang sesuai dengan batinku. Mereka seolah tak lebih dari burung beo yang hanya dapat menirukan. Bukan aku meremehkan para da’I tapi entahlah mengapa karena aku sendiri tidak tahu. Sekalipun aku setuju dengan para da’I tersebut tetapi mengapa perasaan ini menjadi tak menentu. Bukan karena aku munafik terhadap apa yang mereka katakan tetapi entahlah aku memang benar-benar tidak tahu.
Rutinitas studi hanyalah sebatas rutinitas dan aku belum menemukan mengapa aku ada disini ataupun disana. Sering aku menyendiri dan merenung berpikir hakikat sebenarnya aku. Semua ilusi dan tidak ada yang nyata maka aku ingin kembali kepada kenyataan yang sebenarnya. Tapi, dimana aku dapat menemukannya? Aku melihat orang2 besar dunia yang telah menaklukkan dunia memang sepatutnya diberikan apresiasi namun, semua itu kosong. Ku ingin menemukan hakikatnya hakikat, jikahakikatnya hidup adalah kembali kepada yang maha kuasa namun apa hakikatnya kembali kepada sang pencipta itu sendiri? Dan ketika aku berpikir ini dan itu hanyalah aksidensinya, mana hakikat yang sebenarnya? Tuhan aku butuh kehadiranmu untuk menjawab semua kesangsianku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar